Para Sniper Elit Dunia
1. Simo Hayha (Finlandia)
Sulo Kolkka berhasil
menembak lebih dari 400 orang tentara Rusia; tetapi diluar jumlah tersebut ia
juga menghabisi 200 orang musuh lagi dengan menggunakan submachine gun (istilah
TNI : pistol mitralyur) Suomi M/1931 kaliber 9 mm Parabellum buatan Finlandia
yang terkenal akurat . Ke 600 orang tentara Rusia itu semua dihabisinya dalam
waktu 105 hari saja .
Saat bertugas sebagai
sniper, Sulo Kolkka mempunyai “hobby” untuk beroperasi sendirian jauh
dibelakang garis pertahanan pasukan musuh ; hal ini amat membuat takut dan
frustasi pasukan Rusia yang semula mengira mereka aman digaris belakang .
Akibat dari
“kenakalannya” ini, Sulo sering sekali diburu oleh tentara dan sniper Rusia ;
tetapi diakhir setiap perburuan ini dialah yang selalu menghabisi para
pemburunya .
Dalam suatu operasi
pengejarannya , Sulo berduel dengan seorang sniper Rusia selama beberapa hari
dan berhasil menghabisinya dengan tembakan tunggal dari jarak 550 m tanpa
telescope dengan hanya menggunakan senapan bolt action Mosin-Nagant M/39 tanpa
telescope.
Finlandia memang dikenal
sebagai gudangnya para penembak jitu yang ahli dalam kamuflase dan menembak
sambil meluncur dengan ski. Sepanjang perang Finlandia-Rusia yang terkenal
sebagai Winter War , pihak Rusia kehilangan 1.000.000 orang tentaranya dari
1.500.000 orang tentara yang menyerbu Finlandia; sedangkan pihak Finlandia
kehilangan 25.000 orang (1 : 40) .
Dalam suatu pertempuran
musim dingin , 32 orang prajurit Finlandia ditugasi menahan serbuan 4.000 orang
tentara Rusia (1:125) ; dengan menggunakan taktik tembak lari diakhir
pertempuran tersebut seluruh 4.000 orang tentara Rusia tersebut tewas dan hanya
4 orang tentara Finlandia yang masih tersisa hidup . Mereka berhasil mempertahankan
garis pertahanan mereka.
Untuk memperingati
kepahlawanan para prajurit Finlandia dalam Winter War , setiap tahun Finlandia
menyelenggarakan pertandingan menembak biathlon yang kini termasuk dalam salah
satu cabang olah raga yang dipertandingkan dalam Winter Olympic dunia . Disini
para penembaknya harus menembak 5 buah sasaran yang terpisah dengan senapan
kaliber .22 dan menggunakan ski untuk lari meluncur keposisi tembak berikutnya.
Duel sniper lawan sniper
yang paling terkenal didunia adalah duel antara Sersan Kepala Vasily
Gregorievich Zaitsev (400 orang korban) dengan Mayor Koenig dari Jerman . Pada
bulan Oktober 1942 , pasukan Jerman telah berhasil menguasai 90% kota
Stalingrad yang sudah menjadi puing akibat tembakan artileri kedua belah pihak
. Tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah, suatu pertempuran yang begitu
didominasi oleh para snipers. Disini para serdadu kedua belah pihak saling
tembak, menggali terowongan, lari dan sembunyi diantara puing-puing bangunan
yang kini menjadi surganya bagi para snipers. Oleh para serdadu Jerman perang
semacam ini dinamakan “Rattenkrieg” atau the “War of Rats” (Perang Tikus).
Vasily yang sebelumnya
seorang gembala sederhana dari pegunungan Ural menjadi top sniper Rusia di
Stalingrad . Dalam 10 hari pertama ia berhasil menembak mati 40 tentara Jerman
dan pada waktu rekornya mulai mendekati 100 orang , ia digunakan oleh team
propaganda Rusia yang memerlukan kisah heroik guna membangkitkan kembali
semangat juang rakyatnya dan menjatuhkan moril tentara Jerman .
Menanggapi propaganda
Rusia ini, Jerman menerbangkan khusus “Super Sniper”nya dari Berlin ke
Stalingrad untuk menghabisi Vasily. Dari keterangan seorang tawanan Jerman,
diketahui bahwa super sniper ini bernama Mayor Koenig , komandan sekolah sniper
Zossen . Jerman memang sengaja membuat propaganda tandingan , bahwa Vasily
sebentar lagi akan dihabisi oleh super sniper mereka (perang propaganda).
Dengan berita kedatangan super sniper Jerman ini, Vasily dan Nikolay Kulikov (pengamatnya) diberi tugas khusus untuk mencari Mayor Koenig.
Untuk menemukan dan
membedakan Mayor Koenig dari snipers Jerman lain yang beroperasi di kota
Stalingrad, Vasily harus mengetahui kebiasaan, gaya menembak dan cara kamuflase
sniper Jerman ini . Berhari-hari sudah observasi mereka untuk menemukan dimana
Mayor Koenig beroperasi tidak membuahkan hasil ; kemungkinan besar ia sering
berpindah tempat guna mencari Vasily .
Titik terang tiba ketika
mereka mendapat berita duka atas gugurnya Morosov dan terlukanya Sheykin; kedua
sniper berpengalaman ini sebelumnya sudah sering memenangkan duel dengan para
sniper Jerman. Kini sudah dapat dipastikan kalau mereka ditembak oleh seorang
super sniper .
Vasily, Nikolay dan
Commisar Danilov (seorang perwira politik dan propaganda) yang hendak
menyaksikan langsung duel bersejarah top sniper kedua negara ini, segera
bergegas menuju ke posisi dimana kemarin kedua sniper Rusia tertembak . Setelah
3 hari terus menerus mengawasi lokasi tersebut , tiba-tiba Commisar Danilov
berkata : Nah, itu dia ! akan kutunjukkan tempatnya padamu ! Tak sampai 1 detik
Danilov yang dengan ceroboh mengangkat sedikit tubuhnya dari parit
persembunyiannya Dar ! ia langsung roboh dan terluka.
Sniper Jerman itu
sengaja menembak tanpa membunuhnya, suatu tembakan yang hanya dapat dilakukan
oleh sniper yang sangat berpengalaman (jarak 450 m) . Si Jerman sengaja
memancing mereka dengan menggunakan helm Jerman yang digerakkan dari jauh dan
Danilov pun tertipu.
Tetapi dengan tembakan
tadi, Vasily mendapat gambaran bahwa arah tembakan itu kira-kira dari muka
posisi mereka . Disebelah kanan terdapat sebuah tank rusak, disebelah kiri ada
bunker kecil sedangkan diantaranya terbentang tanah lapang dimana terdapat
setumpukan puing dan selembar pelat besi karatan yang sudah lama tergeletak
disana . Tapi dimanakah ia bersembunyi ? kemudian Vasily berusaha keras
membayangkan dirinya menjadi sniper Jerman itu. Ia sampai pada kesimpulan bahwa
yang diperlukannya adalah meniru sebuah Kolonel Heinz Thorvald . Heinz Thorvald
diketahui telah berhasil menembak 300 orang tentara Rusia .
Tetapi waktu novel “War
of the Rats” karangan David L.Robbins diluncurkan (1999) , ada seorang yang
mengaku keluarga dari Koenig menilpon David dan mengakui bahwa Erwin Koenig
yang telah berhasil menembak 400 orang tentara Rusia memang gugur ditembak oleh
Vasily Zaitsev di Stalingrad. Sampai dimana kebenaran hal itu ? wallahualam ;
karena dalam pertempuran Stalingrad ratusan snipers dari kedua pihak terlibat
disana .
Para sniper Jerman
menggunakan senapan bolt action Mauser Kar. 98 kaliber 7,92 mm bertelescope
dengan pembesaran 1,5X , 4X atau 6X atau senapan semi automatic Walther Gewehr
43 kaliber 7,92 mm bertelescope dengan pembesaran 4X .
Pada bulan Juni 1941
saat Jerman menyerbu Rusia , Lyudmila Pavlichenko (24 tahun) adalah mahasiswi
jurusan sejarah Universitas Kiev . Sambil kuliah, gadis cantik ini bekerja
paruh waktu di pabrik senjata dikota tersebut; selain itu ia juga anggota klub
menembak Kiev yang membinanya menjadi seorang atlit menembak sejak umur 14
tahun .
Waktu ia mendaftarkan
dirinya untuk menjadi prajurit, perwira rekrutmen yang menerimanya serta merta
menertawakannya dan menolaknya ; kemudian ia menganjurkannya agar Lyudmila menjadi
perawat saja.
Lyudmila yang keras hati
itu segera memperlihatkan sertifikat menembaknya dan diterima di Divisi
Infanteri ke 25 . Ia kemudian menjadi salah satu dari 2.000 orang sniper wanita
Rusia, yang diakhir perang hanya tersisa 500 orang . Lyudmila bertempur selama
2 ? bulan di front Odessa dan difront ini ia berhasil menghabisi 187 orang
musuh .
Dari sini divisinya
dipindah kefront Sevastopol , Semenanjung Krimea . Dibulan Mei 1942 rekor
Letnan Lyudmila Pavlichenko bertambah menjadi 257 orang dan pada bulan Juni
1942 ia terluka oleh ledakan mortir. Karena ia sudah menjadi pahlawan nasional,
kurang dari satu bulan setelah ia keluar dari rumah sakit Lyudmila ditarik dari
medan tempur .
Saat itu secara resmi
rekornya telah mencapai 309 orang , termasuk didalamnya 6 orang sniper Jerman .
Yang menarik, dari salah satu sniper Jerman ini Lyudmila menemukan log book
yang menunjukkan bahwa ia sudah menembak 500 orang tentara Rusia . Hal ini tidak
pernah tercatat dalam dokumen tentara Jerman dan sayangnya log book tersebut
hilang sehingga nama sniper tersebut tak pernah diketahui .
Seperti halnya Vasily
Zaitsev, sebagai pahlawan wanita Lyudmila dimanfaatkan habis-habisan oleh team
propaganda Rusia yang mengirimnya ke Kanada dan Amerika Serikat . Lyudmila
adalah warga negara Rusia pertama yang diterima oleh Presiden Amerika Serikat .
Ibu Negara Ny. Eleanor
Roosevelt mengundangnya untuk tour keliling Amerika guna menceritakan kisah
kepahlawanannya. Di Kanada ia mendapat hadiah senapan Winchester bertelescope
yang kini menghiasi Museum Pusat Angkatan Bersenjata Rusia di Moskow dan oleh
Amerika ia dihadiahi pistol Colt Government 1911 kaliber .45.
Ditahun 1943 ia menerima
Bintang Emas Pahlawan Uni Soviet dan tidak pernah kembali lagi kefront ; tetapi
diangkat menjadi instruktur sniper dimana ia telah berhasil melatih ratusan
orang sniper. Waktu perang berakhir ia berpangkat Mayor dan kembali ke
Universitas Kiev untuk menyelesaikan kuliahnya, kemudian ia menjadi Asisten
Riset di Markas Besar AL Soviet sampai tahun 1953.
Lyudmila Pavlichenko
meninggal pada tanggal 10 Oktober 1974 pada usia 58 tahun dan dimakamkan Taman
Makam Pahlawan Novodevichiye, Moskow .
No comments:
Post a Comment