Saturday, August 5, 2017

Bagaimna Sejarah Sniper ?

Sejarah Sniper

240px-Sniper_rifle
Penembak jitu adalah istilah yang dipakai pada bidang militer. Seorang penembak jitu terlatih untuk menembak secara tepat dan akurat dengan menggunakan senapan tipe tertentu. Beberapa doktrin militer memakai penembak jitu yang tergabung dalam infanteri  tingkat regu.
Penembak jitu modern sering disamakan dengan penembak runduk (sniper), padahal, keduanya sebenarnya berbeda.

SEJARAH AWAL
128px-SharpshotSalah satu awal munculnya penembak jitu adalah dalam Revolusi Amerika. Kompi senapan Amerika, yang dipersenjatai Pennsylvania/Kentucky Long Rifle, menjadi prajurit dalam Tentara Kontinental. Karena keakuratan prajurit-prajurit ini, banyak perwira Inggris  yang harus mencopot lambang perwira mereka, agar tidak dijadikan target.
Pemakaian awal penembak jitu lainnya adalah pada Angkatan Darat Inggris di era Napoleon. Ketika itu, tentara lain lebih banyak menggunakan musket yang tidak akurat, tapi Green Jackets Inggris menggunakan senapan Baker yang terkenal. Dengan alur khusus didalam larasnya, senapan ini jauh lebih akurat, walau pengisiannya lebih lama. Para pemakai senapan ini termasuk tentara elit Inggris, dan menjadi garis depan yang diandalkan pada banyak pertempuran.
Penembak jitu juga dipakai pada Perang Saudara Amerika. Penembak jitu ini digunakan oleh kedua pihak yuang berperang. Prajurit elit ini terlatih dan dipersenjatai dengan baik, dan juga ditempatkan di garis depan sebagai yang pertama melawan musuh.

Perang Perancis – Austria (1796 – 1797)
Ketika pasukan Perancis yang sangat kuat dibawah pimpinan Jendral Napoleon Bonaparte menyerbu Austria, gerak maju terhambat oleh satuan sniper aneh Austria yang hanya bersenjatakan senapan angin. Banyaknya korban yang jatuh dan kesukaran tentara Perancis untuk mendeteksi keberadaan para sniper Austria membuat Napoleon marah besar dan mengeluarkan perintah resmi agar setiap prajurit Austria yang tertangkap tangan bersama senapan angin, langsung dihukum mati ditempat ; karena mereka dianggap sebagai pembunuh yang pengecut bukan prajurit. Hal ini disebabkan tidak terdengarnya letupan senapan ini dari jarak 150 meter. Senapan angin sniper ini dibuat oleh seorang ahli senjata Austria yang bernama Bartholomew Girandoni dan senapan ini memiliki magasin yang berisi 20 butir peluru timah berkaliber 13 milimeter. Bahkan standar senjata masa kini, senapan angin sniper buatan abad ke 18 ini masih menakutkan.

Perang Kemerdekaan Amerika (1776 – 1783)
7 Oktober 1777 dalam perang kemerdekaan Amerika, Jendral Simon Fraser dari pasukan Kerajaan Inggris ditembak mati di Bemis Height, New York (Battle of Saratoga) dari jarak 500 yard oleh seorang sniper bernama Tim Murphy dari kesatuan Kentucky Riflemen.
Tim Murphy menggunakan senapan locok Kentucky Long Rifle kaliber 40 (10 mm). Sebagai akibat gugurnya Jendral Simon Fraser, gerak maju pasukan Kerajaan Inggris terhenti yang mengakibatkan kekalahan Inggris pada pertempuran di Saratoga.

Pertempuran Laut Trafalgar (1805)
Pada bulan Oktober 1805 armada gabungan AL Kerajaan Perancis dan Spanyol berangkat meninggalkan pelabuhan Cadiz, didekat semenanjung Trafalgar mereka disergap oleh armada AL Kerajaan Inggris yang dipimpin oleh Admiral Horatio Nelson. Ditengah pertempuran ini Admiral Nelson yang sedang memimpin dari kapal bendera HMS Victory tiba-tiba jatuh ditembak oleh sniper Perancis yang bertengger ditiang layar kapal perang Redoubtable yang saat itu bertempur jarak dekat dengan HMS Victory. Sniper Perancis itu menembak Admiral Nelson dengan hanya menggunakan senapan Locok dari jarak 75 meter saja. Walaupun pertempuran Trafalgar dimenangkan oleh Inggris, Admiral Nelson tewas karena lukanya yang sangat parah.

Perang Saudara Amerika (1861 – 1865)
9 Mei 1864 pada perang saudara Amerika Mayor Jendral John Sedgwick dari pasukan Utara, ditembak mati oleh Sersan Grace dari kesatuan Infanteri ke IV Georgia dari jarak 800 yard di Spotsylvania dengan menggunakan senapan pertandingan Withworth buatan Inggris. Kematian Mayor Jendral J.Sedgwick mengakibatkan terlambatnya gerak maju pasukan Utara yang menyebabkan kemenangan pasukan Konfederasi Selatan pimpinan Jendral Robert E. Lee.

Perang Boer (1899 – 1902)
Dalam serangan subuh pada tanggal 25 Januari 1900, 1.700 orang Inggris yang didukung meriam dan senapan mesin merasa berhasil menduduki salah satu bukit di gunung Spion Kop, Afrika Selatan. Ketika sinar pagi menerangi medan, mereka baru sadar bahwa mereka telah menduduki bukit yang salah. Bukit yang benar letaknya lebih tinggi dan masih berjarak 300 meter dari posisi mereka, sayangnya bukit tersebut masih diduduki oleh pasukan Boer dari kesatuan Carolina Kommandos & Pretoria Kommandos yang mulai menembaki mereka (asal mula nama komando diambil dari pasukan Boer). Malam harinya pasukan Inggris terpaksa mundur dengan kehilangan 1.200 orang. Para sniper Kommandos hanya bersenjatakan senapan Mauser M1895 bolt action kaliber 7 mm yang hanya dapat menembak sekali per kokang, menghabisi tentara Inggris dari jarak 300 meter (tanpa menggunakan telescope).

Tahun 1903
Belajar dari kekalahan mereka di Spion Kop, Afrika Selatan, Mayor Hesketh Pritchard dari AD Kerajaan Inggris memulai kursus pelatihan sniper pertama didunia yang diberi nama : ”The First Army School of Sniping”, Observing and Scouting”. Sayangnya AD Kerajaan Inggris tidak memanfaatkannya dengan baik dan tidak memiliki doktrin, organisasi & senjata khusus untuk para snipernya sampai kelak mereka dibuat sadar oleh para sniper Jerman.
Hesketh-Prichard-portrait
Mayor Hesketh Pritchard

Tahun 1910
Istilah ”Sniper” untuk pertama kalinya dipakai sebagai istilah militer resmi bagi penembak runduk oleh AD Jerman. Pencipta satuan sniper dengan standard kwalifikasi, doktrin dan organisasi seperti yang kita kenal sekarang adalah tentara Kerajaan Jerman sebelum Perang Dunia ke 1.
Jerman pulalah yang untuk pertama kalinya menciptakan senapan khusus untuk sniper, bahkan mereka juga membuat peluru khusus untuk senapan tersebut.
Senapan khusus sniper ini dibuat berdasarkan senapan Mauser Gewehr 1898 (Gew.98) mm yang kaliber 7,92 mm yang khusus di ”tune up” agar sangat tepat tembakannya dan dipasangi telescope pembidik.

Perang Dunia I (1914 – 1918)
Tingginya korban tentara Inggris yang tewas dengan luka dikepala dan didada, membuat AD Kerajaan Inggris sadar akan kehadiran para sniper Jerman ; hal ini memaksa mereka mencari akal dan bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini.
Lord Lovat, seorang bangsawan Skotlandia yang juga perwira AD kerajaan Inggris segera membentuk resimen Lovat Scout’s Sniper dan merekalah yang pertama kali mengunakan Ghillie Suit (pakaian yang digunakan sniper agar mereka tampak seperti semak-semak) dalam perang.
Ghillie Suit mula-mula digunakan oleh para jagawana Skotlandia yang bertugas menangkap para pencuri dan pemburu liar satwa langka yang dilindungi pemerintah di cagar alam Skotlandia. Para Scout Sniper ini sangat mahir dalam kamuflase dan sangat baik dalam mengintai gerak-gerik pasukan musuh, sayangnya kemahiran menembak mereka kurang dimanfaatkan oleh Inggris.
Rekor sniper tertinggi dalam Perang Dunia ke 1 dipegang oleh Francis Pegahmagabow dari AD Kanada yang berhasil menghabisi 378 orang prajurit musuh. Ia menggunakan senapan Ross Mk.3 kaliber .303 (7,7 mm) kemudian Rifle No.3 Mk. 1 kaliber 7,7 mm.
Francis_Pegahmagabow
Francis Pegahmagabow

Perang Dunia II (1939 – 1945)
Perang Dunia II adalah perang besar yang paling banyak menghasilkan rekor-rekor sniper yang spektakuler yang tak akan bisa terpecahkan lagi pada masa kini . Dari 54 orang top snipers Perang Dunia II yang tercatat dalam sejarah , 49 orang dari mereka menembak lebih dari 100 orang tentara musuh dan 6 orang diantaranya adalah wanita .
Masih banyak top sniper dari berbagai negara yang tidak pernah dicatat dalam sejarah Perang Dunia II , karena umumnya kegiatan para snipers termasuk dalam kategori rahasia militer (kecuali bila untuk kepentingan propaganda), ditambah lagi oleh banyaknya dokumen-dokumen yang hilang, musnah karena perang dan rusak dimakan usia .
Selama puluhan tahun para pencinta sejarah militer dan para penggemar senjata bersusah payah mengumpulkan dan menverifikasi ulang berbagai dokumen, data-data dan cerita mengenai para top snipers . Jerih payah mereka menghasilkan daftar top sniper pada halaman ……. buku ini .
Walaupun Finlandia memegang rekor tertinggi sniper dunia , daftar top snipers Perang Dunia II didominasi oleh para sniper Rusia . Ini merupakan bukti bahwa pelatihan, organisasi, taktik dan strategi untuk para sniper Rusia lebih maju dari negara-negara lain saat itu.
Dalam Perang Dunia ke 2 perlombaan teknologi senjata berlangsung dengan sangat cepat, dimulai dengan diketemukannya radar , artileri roket , pesawat jet , bazooka , senapan serbu , peluru kendali dan lain-lain yang diakhiri dengan bom atom.
Senapan sniper juga berkembang dengan pesat , dimulai dengan Rusia yang mengeluarkan senapan sniper semi automatic pertama didunia Tokarev SVT38 (kemudian digantikan SVT40). Jerman segera mengikutinya dengan menjiplak Tokarev SVT40 menjadi senapan semi automatic Gewehr 41 (Walther) yang kemudian digantikan Gewehr 43 (G43) buatan Walther .AD Amerika pun tak mau ketinggalan dalam perlombaan senapan sniper ini dengan mengeluarkan senapan Garrand M1C dan M1D , sedangkan US Marine Corps yang lebih konservatif tetap menggunakan senapan sniper bolt action Springfield M1903.
Sementara itu Inggris juga bersikap konservatif dan menganggap senapan semi automatic kurang akurat dan handal untuk dijadikan senapan sniper. Sampai akhir perang, AB Inggris tetap setia menggunakan senapan sniper bolt action L42A1 yang dibuat berdasarkan senapan Lee Enfield Mk.IV
Senapan semi automatic memungkinkan sniper menembak lebih dari 1 sasaran dengan cepat ; bahkan bila tembakan pertama meleset, ia masih punya kesempatan berikutnya untuk menembak musuh dengan cepat. Tetapi karena teknologinya yang belum matang, senapan sniper semi automatic (saat itu) masih punya banyak kekurangan a.l. lebih berat , mahal , rumit, kurang handal/sering macet dan kurang akurat untuk jarak diatas 500 m .
Pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia ke 2 , Jerman juga bereksprimen membuat senapan serbu (assault gun) pertama Strumgewehr 44 (Haenel) yang diberi telescope untuk sniper jarak pendek (dibawah 300 m). Selain senapan , teropong/alat bidik (telescope) pun berkembang kekuatan pembesarannya , dimulai dari 1,5X kemudian 3,5X , 4X dan terakhir 6X .
Pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia ke 2 , Jerman menciptakan teropong malam infra merah pertama didunia . Telescope infra merah itu masih harus dibantu dengan lampu sorot infra merah yang dipasang pada senapan serbu Strumgewehr 44 (Stg 44) buatan Haenel . Oleh Jerman sistim ini diberi nama “Vampir” ; walaupun jarak pandangnya masih belum jauh (+150 m) , sistim Vampir ini memungkin sniper mereka untuk menembak musuh dengan tepat dikegelapan malam .

Konflik Timur Tengah
Perang Arab – Israel I (1967) & II (1973) dan konflik-konflik bersenjata di Timur Tengah lain yang diikuti dengan meningkatnya kegiatan terorisme diberbagai belahan dunia , fungsi dan tugas sniper berkembang pesat baik pada organisasi militer maupun polisi .
Pada militer organisasi satuan sniper berkembang menjadi beberapa macam a.l. team sniper, team scout sniper (sniper intai) dan marksmen (penembak jitu) . Setiap kesatuan infanteri reguler memiliki tim sniper maupun team penembak jitunya sendiri, demikian pula pasukan khusus (dan pasukan anti terornya). Bahkan satuan penjinak ranjau/bom (dibawah pasukan Zeni Tempur) banyak yang memiliki team penembak jitunya sendiri .
Perkembangan senapan sniperpun berkembang pesat , sebagai contoh dalam perang Arab-Israel kedua belah pihak mulai menggunakan senapan sniper semi automatic .Pihak Arab kebanyakan memakai senapan sniper SVD Dragunov buatan Rusia, sedangkan Israel menggunakan M21 Springfield buatan Amerika dan Galil (Galatz) buatan Israel sendiri.
Sementara itu AB Amerika sendiri mengkaji ulang pengalaman sniper mereka di Vietnam dan berbagai konflik lainnya . US Marine menyempurnakan senapan sniper mereka menjadi M40 yang dibuat berdasarkan senapan bolt action Remington 700 . Tertarik akan kehandalan dan keakuratan senapan M40 nya Marinir, US Army pun segera membuat senapan sniper bolt action berdasarkan senapan Remington 700 dan senapan ini diberi nama M24 ( senapan sniper M21 masih dipakai oleh para marksmen AD dan Marinir ). Meningkatnya kegiatan terorisme dan penyanderaan dimana-mana , menyebabkan Polisi berbagai negara berlomba-lomba membentuk satuan sniper dan marksmennya sendiri . Umumnya team sniper dan markmen merupakan bagian dari pasukan anti teror atau pasukan SWAT .
Rancangan senapan sniper untuk keperluan polisi dan anti teror pada umumnya lain dengan rancangan senapan sniper untuk keperluan militer ; karena menurut perhitungan statistik polisi umumnya membutuhkan senapan sniper yang lebih akurat daripada senapan sniper militer (contoh : untuk menembak teroris yang berlindung diantara sandera) , tapi dengan jarak tembak tidak lebih dari 400 m.
Berbagai macam senapan sniper berpresisi tinggi untuk Polisi dibuat dan ditawarkan oleh berbagai negara a.l. Heckler & Koch PSG-1, Remington 700, SIG 3000, Parker Hale M82, Walther WA2000, Accuracy International dll.

Perang Malvinas (Falkland)
Pada perang antara Inggris dan Argentina yang memperebutkan kepulauan Malvinas (Falkland) , untuk pertama kalinya sniper dari kedua belah pihak bertempur dimalam hari dengan menggunakan telescope malam pasif Starlight yang dipasang diatas senapan serbu FN FAL kaliber 7,62 X51 mm NATO. Pada pertempuran di Goose Green dan Port Stanley , batalyon ke 2 Resimen para Inggris tertahan gerak majunya oleh sniper Argentina yang menggunakan senapan bertelescope malam. Dalam pertempuran ini snipers Argentina lebih unggul karena telescope malam mereka lebih canggih (Generasi ke 2) daripada telescope malam sniper Inggris (Generasi ke 1) , sehingga korban dipihak Inggris terus bertambah .
Untuk mengatasi hal ini, pasukan Inggris segera menggunakan peluru kendali anti tank “Milan” untuk menghancurkan tempat persembunyian para sniper Argentina . Peluru kendali Milan ini memiliki telescope malam yang lebih besar dan kuat daripada telescope senapan sniper. Disamping itu jarak tembaknya jauh diatas (4.000 m) jarak tembak efektif senapan sniper yang hanya 600 m .

Perang Teluk I (Kuwait)
Senapan kaliber besar kaliber .50 (12,7 mm) yang dirancang khusus untuk senapan sniper . Senapan ini pertama kali digunakan pada perang Teluk I . Senapan sniper semi automatic ini bernama Barret M82A1 yang memiliki jarak tembak efektif sampai 1800 m .
Mula-mula senapan ini digunakan oleh team penjinak bahan peledak US Army untuk meledakkan bom & ranjau yang tidak bisa dijinakkan dari jarak jauh / aman . Kemudian senapan ini dipakai juga oleh pasukan khusus Amerika dan Inggris (SAS) sebagai senapan sniper anti-material untuk menembaki panser, meriam, pesawat terbang, radar dan peluncur peluru kendali “Scud” Irak . Untuk keperluan ini, digunakan peluru khusus yang dapat meledak dan membakar sasaran (peluru Raufoss).

Perang Afghanistan I
Untuk menangkal penyergapan-penyergapan konvoy truk-truk logistik yang sering dilakukan oleh para gerilyawan Mujahiddin , Rusia segera menempatkan team sniper yang bersenjatakan senapan sniper SVD Dragunov pada setiap konvoy truk-truk logistik mereka . Menanggapi keluhan para sniper yang mengatakan bahwa senapan SVD Dragunov terlalu panjang untuk dapat bergerak leluasa didalam kendraan lapis baja mereka, pabrik Dragunov menyempurnakannya menjadi SVDS yang berpopor lipat. Sementara itu sniper pasukan Spetznas (pasukan khusus Rusia) yang mulai memburu para gerilyawan Mujahiddin digunung-gunung (1986) untuk pertama kalinya menggunakan senapan sniper semi automatic berperedam suara VSS Vintorez yang berpeluru sub-sonic kaliber 9X39 mm . Kedua senapan ini sangat ditakuti oleh para gerilyawan Mujahiddin

Perang Afghanistan II
Dalam medan perang yang gundul dan berbukit-bukit curam , senapan sniper yang berjarak jauh sangat diperlukan, untuk itu pihak koalisi memakai berbagai macam senapan sniper, termasuk senapan sniper kaliber besar (12,7 mm) . Dalam Operasi Anaconda rekor jarak tembak terjauh sniper yang dibuat Carlos Hathcock dalam perang Vietnam dipecahkan oleh sniper Kanada yang menembak seorang pengamat mortir Taliban dari jarak 2.500 m . Sniper Kanada ini menggunakan senapan bolt action Mac Millan kaliber .50″ .

Konflik Chechnya I
Pada Konflik Chechnya I (1994-1996) pasukan Rusia yang morat-marit dan sudah jatuh morilnya karena runtuhnya negara Uni Sovyet , dikalahkan secara memalukan oleh pejuang-pejuang kemerdekaan Chechnya pimpinan Presiden Dzokar Dudayev yang bercita-cita mendirikan negara yang berdaulat sendiri . Pasukan Rusia yang bersenjata lengkap dan didukung pesawat pembom, helikopter, artileri , panser dan tank terjebak dikota Grozny .
Ratusan tank dan panser Rusia berhasil dihancurkan para pejuang Chechnya di Grozny yang menjadi perang kota terbesar setelah Stalingrad .
Kedua belah pihak menggunakan taktik, strategi dan persenjataan yang sama. Para snipers kedua belah pihak menggunakan senapan sniper SVD Dragunov dan senapan sniper berperedam suara VSS Vintorez . Guna membalas kekalahan ini Rusia memerlukan beberapa tahun untuk mengorganisir, melatih kembali tentaranya dan menciptakan taktik dan strategi baru .

Konflik Chechnya II
Pada konflik Chechnya II (tahun 2000) pasukan Rusia berhasil merebut kota Grozny dari tangan para pejuang Chechnya dengan taktik baru dan koordinasi terpadu berbagai macam pasukan elite.
Beberapa jam sebelum pasukan lapis baja bergerak masuk kekota Grozny , tembakan artileri terus menerus menghujani kota Grozny . Kemudian, sejumlah besar satuan snipers pasukan khusus Rusia (Spetsnaz) diturunkan dengan helikopter dipuncak gedung-gedung tinggi strategis dikota Grozny dengan dilindungi oleh helikopter-helikopter tempur Mi-24. Setelah puncak gedung-gedung strategis dikuasai para snipers, pasukan lapis baja yang dilindungi oleh infanteri mendobrak masuk kota Grozny . Pasukan Rusia yang bergerak maju, dilindungi oleh tembakan para sniper dari atas gedung-gedung tinggi . Selain memberikan tembakan perlindungan, para sniper Spetsnaz ini juga bertugas sebagai pengamat yang terus menerus memberikan informasi situasi medan pada pasukan yang bergerak dibawahnya dan mengarahkan tembakan artileri pada setiap kubu pertahanan musuh yang kuat .
Sementara itu, pasukan lapis baja dan infanteri menghindar dari jalan-jalan yang telah dibarikade dan dipasangi ranjau dengan cara menjebol dinding-dinding gedung sekitar pertahanan pejuang-pejuang Chechnya . Dengan taktik ini, pertahanan para pejuang Chechnya dengan mudah dihabisi oleh team sniper Spetsnaz .
Boleh dikatakan pertempuran merebut kota Grozny ini dimenangkan oleh pasukan snipers. Taktik Rusia di Grozny ini kemudian ditiru oleh Israel untuk membersihkan kota Jenin dari gerilyawan Palestina. Kekalahan ini memaksa para pejuang Chechnya untuk bersembunyi digunung-gunung atau lari kenegara tetangganya . Kini para pejuang Chechnya hanya bisa melawan dengan cara membuat berbagai macam teror diberbagai kota di Rusia , seperti yang baru-baru ini terjadi di Moskow dan Osetia .

Perang Korea
Pada perang Korea tidak ada kemajuan yang berarti dalam taktik sniper dan teknologi senapan sniper, karena kedua belah pihak masih menggunakan taktik dan senapan sniper sisa dari Perang Dunia ke 2; kecuali Amerika yang mengeluarkan senapan sniper M1 Carbine berteropong malam infra merah. Teropong malam infra merah ini hasil jiplakan dari sistim “Vampir” nya Jerman ; seperti halnya Vampir, jarak pandangnya belum jauh . Oleh karena itu Amerika memasangnya pada senapan M1 Carbine yang ringan dan berjarak tembak pendek (200 m).

Perang Vietnam
Tahun 1966 pasukan Marinir Amerika (US Marine) mulai merasakan gangguan sniper Vietcong , untuk mengatasi masalah ini mereka segera membuka sekolah khusus sniper dan mengganti senapan sniper M1C Garrand dan Springfield mereka dengan senapan buru bolt action Winchester 70 kaliber 30.06″ yang dimodifikasi bertelescope Redfield 6X; senapan ini terkenal sebagai senapan berburu yang akurat .
Sedangkan US Army minta pabrik senapan Springfield untuk membuat senapan sniper berdasarkan senapan serbu standar Amerika saat itu, yaitu M14 . Kemudian nama resmi senapan sniper semi automatic ini adalah M21. Dipihak lawan , satuan snipers pasukan Vietcong dan Vietnam Utara menggunakan senapan sniper Mosin Nagant M1891/30 bolt action kaliber 7,62 X 54R mm buatan Rusia yang sudah terbukti kehandalannya .
Perang Vietnam menghasilkan rekor-rekor snipers kedua belah pihak , sayangnya tidak ada rekor sniper yang diketahui dari pihak Vietnam Utara dan Vietnam Selatan . Rekor dari pihak Amerika a.l. sebagai berikut:
1. Adelbert Waldron III , US Army : 109 korban
2. Charles B. Mawhinney US Marine : 103 korban
3. Eric R.England , US Marine : 98 korban
4. Carlos N.Hathcock II, US Marine : 93 korban dan belasan snipers lainnya
Carlos N.Hathcock juga memecahkan rekor tembakan tunggal terjauh (2.000 m) pada perang Vietnam dengan menggunakan senapan mesin berat Browning M2 kaliber .50 (12,7 mm) yang telah dimodifikasinya menjadi senapan sniper berat jarak jauh bertelescope Unertl 8X . Disini pula untuk pertama kalinya senjata berkaliber .50 (12,7 mm) dipakai untuk senjata sniper.

No comments: