BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Manajemen Mutu Terpadu-MMT (Total Quality
Management-TQM) merupakan suatu sistem nilai yang mendasar dan komperhensip
dalam mengelola organisai dengan tujuan meningkatkan kinerja secara
berkelanjutan dalam jangka panjang dengan memberikan perhatian secara khusus
pada tercapainya kepuasan pelanggan dengan tetap memperhatikan secara memadai
terhadap terpenuhinya kebutuhan seluruh stakeholders organisasi yang
bersangkutan. Masalah kualitas dalam MMT menuntut adanya keterlibatan dan
tanggung jawab semua pihak dalam organisasi.
Karena itu, pendekatan MMT tidak hanya
bersifat parsial, tetapi komperhensip dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan dengan produk yang dihasilkan. Masalah kualitass juga tidak lagi
dimaknai dan dipandang sebagai masalah teknis, tetapi lebih berorientasi pada
terwujudnya kepuasan konsumen atau pelanggan. MMT juga melibatkan faktor fisik
dan faktor non fisik, semisal budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan
pengikut. Keterpaduan factor-faktor ini akan mengakibatkan kualitass pelayanan
menjadi lebiih meningkat dan bermakna.
1.2. Rumusan masalah
Adapun yang menjadi
rumusan masalah dalam karya tulis ini yaitu :
1.2.1. Apa itu Manajemen Mutu Terpadu ?
1.2.2. Apa manfaat dari Manajemen Mutu Terpadu ?
1.2.3.
Bagaimana
penerapan Manajemen Mutu Terpadu?
1.3.Tujuan
Tujuan dari Penyusunan
karya tulis ini yaitu untuk menjawab apa yang telah menjadi rumusan masalah
diatas, diantaranya sebagai berikut.
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian Manajemen Mutu Terpadu.
1.3.2. Untuk mengetahui manfaat dari Manajemen Mutu Terpadu.
1.3.3.
Untuk
mengetahui hal penerapan Manajemen Mutu Terpadu.
1.4 Manfaat
Manfaat dari Penyusunan ini karya
tulis ini antara lain:
1.4.1 Bagi akademisi, agar dapat
memberikan informasi yang relevan terkait mata kuliah Manajemen Mutu Terpadu di
jurusan Teknik Sipil, fakultas Teknik, universitas Udayana.
1.4.2 Bagi masyarakat, agar dapat memahami
apa yang
dimaksud dengan manajemen mutu terpadu dan penerapannya.
1.5
Landasan
Teori
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, Penyusun
mempergunakan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Penyusun juga
menggunakan sumber informasi dari internet sebagai sumber media visual seperti
gambar – gambar yang lebih mudah di mengerti.
1.6
Sistematika
Laporan
Pada karya tulis ini, akan dijelaskan dimulai dengan bab
pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, landasan teori, sampai terahir kepada sistematika laporan
Bab berikutnya membahas secara keseluruhan tentang masalah
yang diangkat, yaitu tentang “Manfaat dan Penerapan Manajemen Mutu Terpadu”. Meliputi Pengertian Manajemen Mutu Terpadu,
Manfaat Manajemen Mutu Terpadu, dan terakhir Penerapan Manajemen Mutu Terpadu. Bab ketiga merupakan bab penutup dalam karya tulis ini.
Pada bagian ini, Penyusun menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah
disampaikan, dan memberi saran mengenai apa yang dapat dilakukan untuk
penanggulangan kebisingan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Manajemen Mutu Terpadu
Menurut Malthis dan Jackson
(2001) menyatakan : Manajemen Mutu Terpadu (TQM) adalah proses manajemen
komprehensif yang berfokus pada perbaikan yang terus menerus dari aktifitas
organisasi untuk menajamkan kualitas dan jasa yang ditawarkan.
Gaspersz (2005 ) menyatakan
bahwa : Manajemen mutu terpadu merupakan pendekatan Manajemen sistimatik yang
berorientasi pada organisasi , pelanggan dan pasar melalui kombinasi menciptkan
peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktifitas manajemen adalah
merupakan antara pencarian fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna
menciptakan peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktifitas
dan kinerja lain dari organisasi.
Total Quality Management (TQM) adalah suatu cara
meningkatkan perfomansi scara terus menerus ( continuos performance
improvement ) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area
fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia
dan modal yang tersedia.
Total Quality Management (TQM)
adalah suatu cara meningkatkan perfomansi scara terus menerus ( continuos
performance improvement ) pada setiap level operasi atau proses, dalam
setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber
daya manusia dan modal yang tersedia.
Menurut Ishikawa (1992)
manajemen mutu terpadu adalah : Sistem manajemen yang menempatkan mutu sebagai
strategi usaha, melibatkan setiap fungsi dan anggota organisasi dalam upaya
peningkatan mutu dan berorientasi sepenuhnya pada kepuasan pelanggan dan
karyawan.
Selanjutnya menurut Nasution (2001) Total Quality
Management adalah perpaduan semua fungsi ke dalam falsafah holistis yang
dibangun berdasarkan konsep kualitas, team work, produktivitas dan pengertian
serta kepuasan pelanggan.
1.
Pengertian Total
Menunjukkan bahwa TOM merupakan strategi organisasinal
menyeluruh yang melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen serta karyawan.
Setiap orang terlibat dalam proses TQM. Lebih lanjut, kata Total berarti bahwa
TQM mencakup tidak hanya pengguna akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi juga
pelanggan internal, pemasok bahkan personalia yang mendukung.
2.
Pengertian
kualitas
Bukan berarti sekedar produk bebas cacat, tetapi TQM
lebih menekankan pelayanan kualitas. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan,
bukan organisasi atau manajer departemen pengendalian kwalitas. Kenyataan bahwa
ekspetasi pelanggan bersifat individual, tergantung pada latar belakang sosial
ekonomis dan karateristik demografis, mempunyai implikasi penting : kualitas
bagi seorang pelanggan mungkin tidak sama bagi pelanggan lain. Tantangan TQM
adalah menyajikan kualitas bagi pelanggan.
3.
Pengertian
Manajemen
Mengandung arti bahwa TQM merupakan pendekatan manajemen, bukan
pendekatan teknis pengendalian kwalitas yang sempit. Pendekatan TQM sangat
berorientasi pada manajemen orang. Implementasi TQM mensyaratkan perubahan
organisasional dan manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi,
orientasi strategis dan berbagai praktek manajemen vital lainnya.
Menurut Nasution (2001) yang
membedakan Total Quality Management (TQM) dengan pendekatan-pendekatan lain
dalam menjalankan usaha adalah komponen-komponennya. Komponen ini memiliki
sepuluh unsur utama, yaitu : focus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas,
pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim (teamwork), perbaikan
system secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang
terkendali, kesatuan tujuan dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Seperti apapun TQM
didefisikan, yang lebih penting adalah bagaimana mengimplementasikan TQM dengan
menggunakan prinsip-prinsip dalam sisten TQM secara utuh agar berhasil dalam
penerapannya, memberikan nilai tambah dan berdampak positif bagi organisasi.,
pegawai dan pelanggan. Bila TQM diimplementasikan tidak tepat malah menjadi
sumber pemborosan, hal ini bukan tidak sering terjadi meskipun kedengarannya
ironis.
2.2
Manfaat
Manajemen Mutu Terpadu
Menurut Nasution (2001)
manfaat TQM dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dapat memperbaiki posisi
persaingan dan meningkatkan keluaran bebas dari kerusakan. Total Quality
Management memberikan jaminan bagi pelanggan, bahwa organisasi mempunyai
tanggung jawab tentang kualitas dan mampu menyediakan produk dan jasa yang
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka. Sebuah Organisasi yang memahami
mengapa mereka memperkenalkan Total Quality Management dapat menerapkan
suatu system yang fleksibel yang cocok bagi mereka sendiri dan menyadari
manfaat serta keefektifan yang dihasilkan oleh Total Quality Management.
Total Quality
Management yang efektif harus
dapat memastikan bahwa kegiatan-kegiatan bisnis diawasi dan didokumentasikan.
Hal ini memungkinkan setiap orang mengetahui apa yang mereka kerjakan dan
bagaimana mereka mengerjakannya. Sebagai hasilnya, inefisiensi dan pemborosan
dapat ditentukan sasarannya dan kemudian dihilangkan. Manfaat Total Quality
Management yang efektif banyak sekali tetapi hal tersebut hanya dapat
direalisasikan oleh perusahaan yang mengenalinya; terikat erat dengan Total
Quality Management: menyita waktu dan sulit untuk menerapkan sistem hasil
pertimbangan sempurna yang sesuai dengan organisasi yang dapat memajukan
tujuan-tujuan bisnis.
Berikut ini adalah
manfaat-manfaat umum sebuah Total Quality Management yang efektif yang
telah dipertimbangkan masak-masak (Faure,1999) ; (1) pelangganpelanggan yang
puas dan setia karena barang dan jasa selalu diproduksi sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan mereka. (2) biaya-biaya operasional yang berkurang sebagai
akibat pemborosan dihilangkan dan efisiensi ditingkatkan sebagai suatu hasil
dari penghapusan ketidak sesuaian. (3) daya saing dan profitabilitas diperbaiki
karena biaya-biaya kegiatan operasional berkurang. (4) semangat pegawai
ditingkatkan karena mereka bekerja dengan efisien.
Suatu Total Quality Management yang tidak
efektif biasanya terlihat oleh setiap orang yang memperhatikannya sebagai
pemborosan waktu dan inefisiensi tanpa manfaat nyata bagi organisasi, kecuali
menjaga pelanggan tetap senang. Posisi ini dapat timbul apabila manajemen
memutuskan untuk menerapkan system TQM tanpa memperhatikan apa yang diperlukan
tentang kebutuhan-kebutuhan bisnis secara memadai. Hal ini dapat terjadi bila
misalnya organisasi menerapkan Total Quality Management karena tekanan
dari para pelanggan mereka untuk mendapatkan pengesahan ISO/BS. Hal ini
memberikan kepada para pelanggan jaminan bahwa hanya produk atau jasa yang
memenuhi syarat yang akan disediakan oleh pemasok.
2.3
Penerapan
Manajemen Mutu Terpadu
Menurut Tjiptono dan Diana ( 2003 ) bahwa : Dalam
implementasi manajemen mutu terpadu , tidak satupun rumus , kiat ataupun cara
tertentu yang universal dan dapat menghasilkan kesuksesan dalam segala kondisi
dan untuk semua organisasi. Setiap organisasi harus mengadaptasi ide-ide dan
teknik-teknik yang sesuai dengan organisasinya , kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki, budaya organisasi, dan situasi kerja yang digeluti organisasi
tersebut.
Menurut Tjiptono dan Diana ( 2003 ) bahwa : Dalam
implementasi manajemen mutu terpadu, tidak satupun rumus , kiat ataupun cara
tertentu yang universal dan dapat menghasilkan kesuksesan dalam segala kondisi
dan untuk semua organisasi. Setiap organisasi harus mengadaptasi ide-ide dan
teknik-teknik yang sesuai dengan organisasinya , kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki, budaya organisasi, dan situasi kerja yang digeluti organisasi
tersebut.
1.
Peran Manajemen
Senior terhadap perubahan .
2.
Peran /
keterlibatan Pegawai .
3.
Hubungan pegawai
dengan pimpinan baik secara internal maupun eksternal .
4.
Perbaikan atau
penyempurnaan system dan kondisi lingkungan kerja yang mendukung pelaksanaan
pekerjaan.
Dalam TQM, Pegawai dibebani kesempatan untuk terlibat
aktif di dalam system dengan pengembangan kemampuannya, baik kemampuan
manajerial maupun kemampuan pelaksanan operasional. Sasaran yang terpenting
didalam TQM adalah bagaimana meningkatkan gairah dan semangat kerja pegawai
serta mengembangkan agar punya kualitas yang optimal.
Menurut Marbun dan Heryanto (1993), penerapan peran
Total Quality Management adalah (1) peran Pegawai, (2) peran pimpinan, (3)
peran hubungan Pegawai dan pimpinan, (4) peran aspek lingkungan kerja.
Berikut ini akan dijelaskan lima penerapan peran TQM :
1. Pegawai
Menurut Marbun dan Heryanto (1993) bahwa, Program TQM
tidak akan berhasil hanya dengan kemauan kuat dari pimpinan, tetapi juga harus
ditunjang oleh peran serta pegawai. Menurut Mangkuprawira (2002) bahwa, posisi
Pegawai untuk memainkan peran dalam pengelolaan mutu sangatlah strategis. Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran pegawai adalah kemampuan dan
kemauan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Kemampuan untuk
mengembangkan diri : asset organisasi yang paling berarti adalah
pribadi-pribadi Pegawainya.
2. Pimpinan
Menurut Tery dan Rue (2001) menyatakan bahwa, para
pemimpin mencoba untuk memahami persoalan-persoalan yang dihadapi para anggota
dan juga perasaanperasaan mereka, pekerjaan mereka, dan lingkungan kerja.
Kemudian Marbun Dan Heryanto (1993) menyatakan bahwa, untuk merangsang
perubahan perilaku di organisasi yang bersangkutan, diperlukan keyakinan akan
manfaat program TQM dari pimpinan . Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa peran pimpinan adalah keikutsertaan aktif pimpinan dan adanya keterbukaan
dalam komunikasi, komunikasi yang baik akan membantu kesukseskan satu
organisasi dan akan memperkecil kesenjangan / salah paham. Perkembangan perusahaan
juga perlu diciptakan oleh pimpinan.
3. Peran hubungan pegawai dan pimpinan
Menurut Mangkuprawira (2002) bahwa, hubungan pegawai
dan pimpinan yang didasarkan pada pendekatan hubungan sosial adalah salah satu
upaya agar kinerja pegawai memiliki daya saing tinggi. Marbun dan Heriyanto
(1993) menyatakan bahwa, hubungan pegawai dan pimpinan merupakan isu-isu yang
menentukan pengorganisasian, antara lain kesebahasaan dalam tindakan,
kebersamaan pegawai dan pimpinan dalam menghadapi setiap masalah, keserasian
langkah tindakan, kesukarelaan dalam kerjasama : unsur kesukarelaan dalam
bekerja yang tulus dan lahir dari dalam diri akan membentuk kekuatan juang yang
kokoh. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran pimpinan adalah
kemampuan dan keaktifan pimpinan dalam memperjelas dan mempercepat proses kerja
sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.
4. Lingkungan kerja
Menurut Tery dan Rue (2001) menyatakan bahwa, lokasi,
peralatan meja-meja, formulir-formulir, penerangan, semangat umum, dan
sikap-sikap,sarana kerja adalah contoh dari factor-faktor lingkungan kerja.
Marbun dan Heryanto (1993) menyatakan bahwa, lingkungan kerja antara lain
kedisiplinan kerja akan meningkatkan kualitas kerja, ketertiban dalam tindakan,
kerapihan lingkungan dan proses kerja, serta kesegaran jasmani : kondisi fisik
seseorang sangat menentukan hasil karyanya . Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa kondisi kerja yang baik dapat mendukung keberhasilan petugas
dalam melaksanakan pekerjaannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
apa yang telah di uraikan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat manajemen mutu
terpadu dapat berupa perbaikan mutu yang berupa memperbaiki posisi persaingan
dan meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan. Penerapan manajemen mutu
terpadu adalah peran pegawai, peran pemimpin, peran hubungan pegawai dan
pemimpin, dan peran aspek lingkungan kerja.
3.2 Saran
Adapun yang menjadi saran
dalam karya tulis ini yaitu dalam
penerapan manajemen mutu terpadu harus memperhatikan setiap aspek – aspek yang
ada.